“Hunian Layak, Anggaran Bocor, dan Korban Bencana yang Terlupakan”Presiden menyebut ada 29 juta rakyat Indonesia belum memiliki hunian layak dan menegaskan pemerintah memiliki anggaran ratusan triliun untuk mengatasinya. Pernyataan ini terdengar megah, seolah membuka jalan menuju masa depan yang lebih baik.
Namun, di balik angka-angka besar itu, ada kenyataan lain yang tak kalah mendesak: korban bencana alam yang masih bertahan di tenda darurat, menunggu sekadar bantuan dasar. Mereka kehilangan rumah bukan karena backlog perumahan, melainkan karena banjir, gempa, atau longsor yang merenggut segalanya dalam sekejap.
📌 Realitas di Lapangan
- Backlog perumahan memang masalah besar, tetapi korban bencana menghadapi masalah lebih mendesak: tempat berteduh malam ini.
- Anggaran ratusan triliun sering disebut, tetapi di lapangan, bantuan darurat kerap datang terlambat atau tidak merata.
- Pemerintahan bersih digadang sebagai kunci kebangkitan bangsa, namun bagi korban bencana, yang lebih nyata adalah dapur umum yang kosong dan sekolah anak-anak yang belum bisa dibuka kembali.
🔎 Pesan yang Tersirat
Hunian layak adalah kebutuhan jangka panjang, tetapi korban bencana membutuhkan hunian darurat sekarang. Jika benar anggaran besar itu tersedia, sebagian seharusnya bisa segera dialihkan untuk memastikan mereka tidak harus menunggu giliran setelah proyek perumahan rampung.
Artikel ini menegaskan bahwa visi besar pemerintah penting, tetapi jangan sampai melupakan rakyat yang sedang berjuang bertahan hidup akibat bencana. Janji masa depan tidak boleh menutupi kebutuhan mendesak hari ini.
link:
https://nasional.kontan.co.id/news/prabowo-sebut-29-juta-rakyat-belum-punya-hunian-layak-dan-janji-benahi-anggaran